Tuesday, 21 October 2014

Dadaisme



Seni Rupa Dadaisme





Nama:         Rafina Sukma Putri 
NPM:          18214749              
Kelas:         1EA32 
Jurusan:      Manajemen




2014-2015

PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi dan seni diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap bidang-bidang lain, khususnya budaya yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Pemanfaatan kemajuan teknologi, dan seni secara baik haruslah diterapkan, sehingga dapat menjaga kelestarian budaya bangsa.

Manusia tidak dapat lepas dari kebudayaan, disebabkan kebudayaan merupakan cara beradaptasi manusia dengan lingkungannya yang merupakan warisan sosial. Terutama kebudayaan Seni Rupa. Seni adalah sesuatu karya atau cipta seseorang yang berarti berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah.

Seseorang memiliki ilmu budaya dasar dan mengerti terhadap pengetahuan dasar mengenai masalah-masalah manusia dan kebudayaannya, seni dapat membuat semua masalah menjadi indah. Seni bisa digunakan untuk menenangkan batin yang disebabkan oleh masalah-masalah atau dengan seni seseorang dapat membuatkan suatu karya dengan menumpahkan masalah-masalah yang ditanggung kedalam hasil karya seninya.

1.2            Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan kemudahan bagi setiap orang untuk memahami segala aspek tentang kebudayaan seni rupa seperti halnya: pengertian seni rupa Dadaisme, dan perkembangan Dadaisme.


PEMBAHASAN dan ANALISIS SWOT
2.1     Pengertian Seni Dadaisme
Dada atau Dadaisme merupakan gerakan budaya yang lahir di wilayah netral, yaitu Zürich, Switzerland, selama masa Perang Dunia I (1916-1920). Gerakan ini meliputi seni visual, sastra (puisi, pertunjukan seni, teori seni), teater dan desain grafis. Gerakan ini berfokus pada politik anti perangnya melalui penolakan pada aturan seni yang berlaku melalui karya budaya anti seni. Kegiatan gerakan ini antara lain pertemuan umum, demonstrasi dan publikasi jurnal seni/sastra. Seni, politik, dan budaya menjadi topik utama dalam publikasi mereka. Gerakan ini mengilhami kemunculan gerakan-gerakan sesudahnya: Avant-garde, gerakan musik kota, serta kelompok lain seperti Surrealisme, Nouveau Réalisme, Pop Art dan Fluxus. Dadaisme, yaitu aliran seni rupa yang penyajiannya dalam bentuk yang magic, seram, atau mengerikan. Pelukis yang beraliran ini adalah Paul Klee, Paul Gauguin, dan Kurt Scwitter.
Dadaisme merupakan aliran pemberontak di antara seniman dan penulis. Dan memiliki semangat yaitu menolak frame berpikir “seni adalah sesuatu yang tinggi, yang mahal, yang serius, complicated, dan eksklusif“. Mereka membenci frame berpikir “seni tinggi” karena seni semacam itu adalah milik kaum menengah ke atas yang memiliki estetika semu.





2.2     Perkembangan Dadaisme
Secara keseluruhan, gerakan ini tidak stabil. Menjelang tahun 1924, Dada berubah menjadi surealisme. Para pengikutnya mencari ide dan gerakan lain, Surealisme, Realisme Sosial, dan sebagainya. Beberapa pakar menolak menyebut Dada sebagai awal seni postmodern. Menjelang akhir Perang Dunia II, banyak Dadais Eropa yang melarikan diri atau beremigrasi ke Amerika Serikat. Beberapa seniman Dada mati di camp kematian Hitler, yang menyebut Dadaisme sebagai gerakan seni yang buruk. Gerakan ini mengalami kemunduran setelah optimisme pasca perang menumbuhkan banyak gerakan dalam bidang seni dan sastra. Dada merupakan inspirasi bagi berbagai gerakan anti seni, politik dan budaya, seperti Situasionis dan kelompok penekan budaya macam Masyarakat Kakofoni (Cacophony Society). Saat para Dadais Zürich tengah mengadakan pertunjukan di Cabaret Voltaire, Vladimir Lenin menulis rencana revolusioner Rusia di apartemen dekat gedung itu. Dia tidak begitu peduli dengan aktivitas revolusi seni. Tom Stoppard menggunakan kebetulan itu sebagai ide dramanya Travesties (1974), dengan Tzara, Lenin dan James Joyce sebagai karakter yang dimainkan. Cabaret Voltaire tak lagi dipakai hingga para neo Dadais pimpinan Mark Divo menggelar pertunjukan bulan Januari hingga Maret 2002. Kelompok itu meliputi Jan Thieler, Ingo Giezendanner, Aiana Calugar, Lennie Lee dan Dan Jones. Setelah mereka mengasingkan diri, tempat itu menjadi museum sejarah Dada. Karya Lennie Lee dan Dan Jones mengantung di dinding-dinding museum itu. Beberapa peneliti telah menemukan pengaruh Dada pada seni dan masyarakat. Tahun 1967, pertemuan yang diadakan untuk mengenang kembali gerakan ini diadakan di Paris, Prancis. Tahun 2006, Museum Seni Modern di New York City mengadakan pameran Dada bersama Galeri Seni Nasional (National Gallery of Art) di Washington D.C. dan Centre Pompidou di Paris.

2.3     Analisis SWOT
          1. Strength(Kekuatan)
Perbedaan Dadaisme dengan seni rupa lainnya sangat berbeda. Dadaisme sendiri memiliki arti bahwa Dadaisme merupakan seni rupa yang muncul dari alam bawah sadar sebagai protes tidak adanya polarisasi nilai(buruk/baik) sosial dan etika akibat perang dunia. Hal inilah yang menyebabkan karya Dadaisme memiliki ciri sinis, konyol, menggambarkan benda atau mesin sebagai manusia, mengikuti kemauan sendiri, dan menolak estetika dalam karyanya. Ciri khusus lain dari Dadaisme yang memperkuat seni ini adalah, gerakan seni rupa modern yang memiliki kecendrungan menihilkan hukum–hukum keindahan yang ada.Ciri utama gaya ini adalah paduan dari berbagai karya lukisan, patung atau barang tertentu dengan menambahkan unsur rupa yang tak lazim sebagai protes pada keadaan sekitarnya, seperti lukisan reproduksi lukisan “Monalisa “ karya Leonardo da Vinci tetapi diberi kumis, atau petusan laki-laki diberi dudukan dan tandatangan, kemudian dipamerkan di suatu galeri.

Dadaisme merupakan aliran seni lukis yang menyimpang dari aliranaliran yang sudah ada. Aliran dadaisme meninggalkan. pola-pola tradisional dan kembali pada bentuk-bentuk primitif.

Ciri khas lukisan dadaisme adalah sebagai berikut.
• Karya-karyanya terkesan sangat sederhana, primitif, dan terbelakanq.
• Karya-karyanya terkesan mengerikan dan menakutkan.



2. Weakness(Kelemahan)
Kelemahan yang ada dalam seni rupa Dadaisme adalah tidak dipertahankan, dilain kata dilupakan. Bahkan tidak dikenang sepanjang masa atau tidak dihargai kembali oleh semua orang. Kelemahan Dadaisme lainnya yaitu:
·        Banyak anggotanya yang melarikan diri atau tidak bertanggung jawab kembali, sehingga Dadaisme sendiri tidak bertahan lama dikalangan masyarakat.
·        Gerakan ini mengalami kemunduran setelah optimisme pasca perang menumbuhkan banyak gerakan dalam bidang seni dan sastra.
·        Banyak anggota Dadaisme yang tewas dicamp Hitler, yang menyebut Dadaisme sebagai gerakan seni yang buruk.
3. Oppurtunity(Peluang)
Peluang, kesempatan apa saja yang dapat dicari dan digali oleh seni rupa Dadaisme secara cermat. Kesempatan yang dapat kita dapat yaitu:
·        Apabila Dadisme masih berkembang saat ini akan tetap mendunia atau populer
·        Seniman yang begitu paham Dadaisme akan diberi kesempatan untuk terus memperkenalkan seni rupa ini.
·        Peluang bagi masyarakat lain itu kita dapat mengetahui banyak mengenai seni rupa Dadaisme yang begitu populer di zaman dahulu.
·        Begitu banyak peluang lukisan yang mengandung Dadaisme yang bernilai positif.

4. Threat(Ancaman)
Beberapa jenis ancaman yang akan melanda Dadaisme jika di abaikan terus menerus. Salah satunya:
·        Dilupakan dan tidak dikenang oleh masyarakat lain
·        Akan selalu dianggap sebuah seni yang mempunyai nilai buruk apabila tidak dikembangkan
·        Akan menjadi sebuah seni buangan yang tidak terselamatkan.





























PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa dunia mempunyai banyak seni rupa yang indah dan menarik dan wajib dilestarikan. Seni merupakan bagian dari budaya, sedangkan budaya begitu penting untuk kita. Seni merupakan pelengkap kita. Jadi, jagalah kesenian atau kebudayaan selagi masih bida dilesetarikan.

3.2 Saran
Saran saya, seharusnya kita sebagai masyarakat harus tahu diri apa yang penting untuk kita semua. Kita semua butuh kebudayaan yang indah bagus dan layak sehingga negara lain memiliki pandangan positif mengenai kebudayaan negara kita. Dengan kita menjaga kebudayaan kita, otomatis inti-inti kebudayaan juga harus tetap dijaga, salah satunya seni. Seni sangat mudah terlupakan oleh maysrakat, karna mereka tidak mempunyai kepedulian yang lebih terhadap seni. Jadilah, masyarakat yang mempunyai rasa simpati dan empati terhadap semuanya. Dengan itu segala kebudayaan dan kesenian negara kita tidak akan pernah hilang atau terlupakan atau tidak terselamatkan.













DAFTAR PUSTAKA

No comments:

Post a Comment