Seni
Rupa Dadaisme
NPM: 18214749
Kelas: 1EA32
Jurusan: Manajemen
2014-2015
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi dan seni
diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap bidang-bidang lain,
khususnya budaya yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Pemanfaatan kemajuan
teknologi, dan seni secara baik haruslah diterapkan, sehingga dapat menjaga
kelestarian budaya bangsa.
Manusia tidak dapat lepas dari
kebudayaan, disebabkan kebudayaan merupakan cara beradaptasi manusia dengan
lingkungannya yang merupakan warisan sosial. Terutama kebudayaan Seni Rupa.
Seni adalah sesuatu karya atau cipta seseorang yang berarti berwarna, dan kata
jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau
dihiasi dengan indah.
Seseorang memiliki ilmu budaya dasar dan mengerti
terhadap pengetahuan dasar mengenai masalah-masalah manusia dan kebudayaannya,
seni dapat membuat semua masalah menjadi indah. Seni bisa digunakan untuk menenangkan
batin yang disebabkan oleh masalah-masalah atau dengan seni seseorang dapat
membuatkan suatu karya dengan menumpahkan masalah-masalah yang ditanggung
kedalam hasil karya seninya.
1.2
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah
untuk memberikan kemudahan bagi setiap orang untuk memahami segala aspek
tentang kebudayaan seni rupa seperti halnya: pengertian seni rupa Dadaisme,
dan perkembangan Dadaisme.
PEMBAHASAN
dan ANALISIS SWOT
2.1 Pengertian Seni Dadaisme
Dada atau Dadaisme merupakan gerakan
budaya yang lahir di wilayah netral, yaitu Zürich, Switzerland,
selama masa Perang Dunia I (1916-1920). Gerakan ini meliputi
seni visual, sastra (puisi,
pertunjukan seni, teori seni), teater dan desain grafis. Gerakan ini berfokus pada politik anti
perangnya melalui penolakan pada aturan seni yang berlaku melalui karya budaya
anti seni. Kegiatan gerakan ini antara lain pertemuan umum, demonstrasi dan
publikasi jurnal seni/sastra. Seni, politik, dan budaya menjadi topik utama
dalam publikasi mereka. Gerakan ini mengilhami kemunculan gerakan-gerakan
sesudahnya: Avant-garde, gerakan musik kota, serta kelompok lain seperti
Surrealisme, Nouveau Réalisme, Pop Art dan Fluxus. Dadaisme, yaitu
aliran seni rupa yang penyajiannya dalam bentuk yang magic, seram, atau
mengerikan. Pelukis yang beraliran ini adalah Paul Klee, Paul Gauguin, dan Kurt
Scwitter.
Dadaisme merupakan
aliran pemberontak di antara seniman dan penulis. Dan memiliki semangat yaitu
menolak frame berpikir “seni adalah sesuatu yang tinggi, yang mahal, yang
serius, complicated, dan eksklusif“. Mereka membenci frame berpikir “seni
tinggi” karena seni semacam itu adalah milik kaum menengah ke atas yang
memiliki estetika semu.
2.2 Perkembangan Dadaisme
Secara keseluruhan,
gerakan ini tidak stabil. Menjelang tahun 1924, Dada berubah menjadi
surealisme. Para pengikutnya mencari ide dan gerakan lain, Surealisme, Realisme
Sosial, dan sebagainya. Beberapa pakar menolak menyebut Dada sebagai awal seni
postmodern. Menjelang akhir Perang
Dunia II, banyak Dadais Eropa yang melarikan diri
atau beremigrasi
ke Amerika Serikat.
Beberapa seniman Dada mati di camp kematian Hitler,
yang menyebut Dadaisme sebagai gerakan seni yang buruk. Gerakan ini mengalami
kemunduran setelah optimisme pasca perang menumbuhkan banyak gerakan dalam
bidang seni dan sastra. Dada merupakan inspirasi
bagi berbagai gerakan anti seni, politik dan budaya, seperti Situasionis dan
kelompok penekan budaya macam Masyarakat Kakofoni (Cacophony Society). Saat
para Dadais
Zürich tengah mengadakan pertunjukan di
Cabaret Voltaire, Vladimir Lenin menulis rencana revolusioner Rusia di apartemen
dekat gedung itu. Dia tidak begitu
peduli dengan aktivitas revolusi seni. Tom Stoppard menggunakan kebetulan itu
sebagai ide dramanya Travesties (1974), dengan Tzara, Lenin dan James Joyce
sebagai karakter yang dimainkan. Cabaret Voltaire tak lagi dipakai hingga para
neo Dadais pimpinan Mark Divo menggelar pertunjukan bulan Januari hingga Maret
2002. Kelompok itu meliputi Jan Thieler, Ingo Giezendanner, Aiana Calugar,
Lennie Lee dan Dan Jones. Setelah mereka mengasingkan diri, tempat itu menjadi
museum sejarah Dada. Karya Lennie Lee dan Dan Jones mengantung di
dinding-dinding museum itu. Beberapa peneliti telah menemukan pengaruh Dada
pada seni dan masyarakat. Tahun 1967, pertemuan yang diadakan untuk mengenang
kembali gerakan ini diadakan di Paris, Prancis. Tahun 2006, Museum Seni Modern
di New York City mengadakan pameran Dada bersama Galeri Seni Nasional (National
Gallery of Art) di Washington D.C. dan Centre Pompidou di Paris.
2.3 Analisis SWOT
1. Strength(Kekuatan)
Perbedaan Dadaisme
dengan seni rupa lainnya sangat berbeda. Dadaisme sendiri memiliki arti bahwa
Dadaisme merupakan seni rupa yang muncul dari alam bawah sadar sebagai protes
tidak adanya polarisasi nilai(buruk/baik) sosial dan etika akibat perang dunia.
Hal inilah yang menyebabkan karya Dadaisme memiliki ciri sinis, konyol,
menggambarkan benda atau mesin sebagai manusia, mengikuti kemauan sendiri, dan
menolak estetika dalam karyanya. Ciri khusus lain dari Dadaisme yang memperkuat seni ini
adalah, gerakan
seni rupa modern yang memiliki kecendrungan menihilkan hukum–hukum keindahan
yang ada.Ciri utama gaya ini adalah paduan dari berbagai karya lukisan, patung
atau barang tertentu dengan menambahkan unsur rupa yang tak lazim sebagai
protes pada keadaan sekitarnya, seperti lukisan reproduksi lukisan “Monalisa “
karya Leonardo da Vinci tetapi diberi kumis, atau petusan laki-laki diberi
dudukan dan tandatangan, kemudian dipamerkan di suatu galeri.
Dadaisme merupakan aliran seni lukis yang menyimpang dari aliranaliran yang sudah ada. Aliran dadaisme meninggalkan. pola-pola tradisional dan kembali pada bentuk-bentuk primitif.
Dadaisme merupakan aliran seni lukis yang menyimpang dari aliranaliran yang sudah ada. Aliran dadaisme meninggalkan. pola-pola tradisional dan kembali pada bentuk-bentuk primitif.
Ciri khas lukisan
dadaisme adalah sebagai berikut.
• Karya-karyanya terkesan sangat sederhana, primitif, dan terbelakanq.
• Karya-karyanya terkesan mengerikan dan menakutkan.
• Karya-karyanya terkesan sangat sederhana, primitif, dan terbelakanq.
• Karya-karyanya terkesan mengerikan dan menakutkan.
2. Weakness(Kelemahan)
Kelemahan yang ada
dalam seni rupa Dadaisme adalah tidak dipertahankan, dilain kata dilupakan.
Bahkan tidak dikenang sepanjang masa atau tidak dihargai kembali oleh semua
orang. Kelemahan Dadaisme lainnya yaitu:
·
Banyak anggotanya yang melarikan diri
atau tidak bertanggung jawab kembali, sehingga Dadaisme sendiri tidak bertahan
lama dikalangan masyarakat.
·
Gerakan ini mengalami kemunduran setelah
optimisme pasca perang menumbuhkan banyak gerakan dalam bidang seni dan sastra.
·
Banyak anggota Dadaisme yang tewas
dicamp Hitler, yang menyebut Dadaisme sebagai gerakan seni yang buruk.
3. Oppurtunity(Peluang)
Peluang, kesempatan apa
saja yang dapat dicari dan digali oleh seni rupa Dadaisme secara cermat.
Kesempatan yang dapat kita dapat yaitu:
·
Apabila Dadisme masih berkembang saat
ini akan tetap mendunia atau populer
·
Seniman yang begitu paham Dadaisme akan
diberi kesempatan untuk terus memperkenalkan seni rupa ini.
·
Peluang bagi masyarakat lain itu kita
dapat mengetahui banyak mengenai seni rupa Dadaisme yang begitu populer di
zaman dahulu.
·
Begitu banyak peluang lukisan yang
mengandung Dadaisme yang bernilai positif.
4. Threat(Ancaman)
Beberapa jenis ancaman
yang akan melanda Dadaisme jika di abaikan terus menerus. Salah satunya:
·
Dilupakan dan tidak dikenang oleh
masyarakat lain
·
Akan selalu dianggap sebuah seni yang
mempunyai nilai buruk apabila tidak dikembangkan
·
Akan menjadi sebuah seni buangan yang
tidak terselamatkan.
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dapat
disimpulkan bahwa dunia mempunyai banyak seni rupa yang indah dan menarik dan
wajib dilestarikan. Seni merupakan bagian dari budaya, sedangkan budaya begitu
penting untuk kita. Seni merupakan pelengkap kita. Jadi, jagalah kesenian atau
kebudayaan selagi masih bida dilesetarikan.
3.2
Saran
Saran
saya, seharusnya kita sebagai masyarakat harus tahu diri apa yang penting untuk
kita semua. Kita semua butuh kebudayaan yang indah bagus dan layak sehingga
negara lain memiliki pandangan positif mengenai kebudayaan negara kita. Dengan
kita menjaga kebudayaan kita, otomatis inti-inti kebudayaan juga harus tetap
dijaga, salah satunya seni. Seni sangat mudah terlupakan oleh maysrakat, karna
mereka tidak mempunyai kepedulian yang lebih terhadap seni. Jadilah, masyarakat
yang mempunyai rasa simpati dan empati terhadap semuanya. Dengan itu segala
kebudayaan dan kesenian negara kita tidak akan pernah hilang atau terlupakan
atau tidak terselamatkan.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment